Makalah
“Bimbingan
Konseling Industri”
Untuk
memenuhi salah satu tugas UTS
Mata
kuliah : Manajemen Global
Dosen
pembimbing : Ir, Moch. Noerhadi Sudjoni MBA.
Disusun
Oleh :
JACINTA
AVENIA ANDIANTO
216.01.032.067
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ” Bimbingan Konseling Industri”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka
semua makalah ini dapat terselesaikan dan dapat menjadi tuntunan kearah yang
lebih baik. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah,
berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan
yang tidak didasari oleh penulis.
Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Malang,
23 November 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dunia
berkembang begitu pesatnya di dalam berbagai bidang kehidupan. Begitupun dalam
dunia industri dan sektor usaha yang berkembang berkat penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kompleksnya masyarakat modern,
masalah - masalah manusia dalam sistem ekonomi dan produsi yang semakin penting
khususnya menyangkut pembinaan staf manajer tenaga karyawan ataupun
buruh. Dengan adanya perkembangan dalam hal tersebut khususnya
perkembangan dalam dunia niaga, bisnis, industri akan memberikan dampak
terhadap kondisi social atau pun mental dari masyarakat yang selaku pelaku
dalam dunia industri.
Dalam
menjalani kehidupan industri, tidak jarang para karyawan mengalami yang namanya
stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang berlebihan, tekanan atau
desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik yang tidak aman,
wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik,
frustasi dan masih banyak kesenjangan yang lain yang terjadi. Pada dasarnya karyawan
ataupun buruh di suatu industry membutuhkan konselor sebagai tenaga yang
membantu mereka dalam berprestasi dalam bekerja. Karena prestasi kerja
bergantung pada suasana hati pribadi dan kondisi fisik serta lingkungan
kerjanya.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari Bimbingan Konseling Industri ?
2. Apa
tujuan dari Bimbingan Konseling Industri ?
3. Apa
manfat Bimbingan Konseling Industri ?
4. Apa
fungsi Bimbingan Konseling Industri ?
5. Apa
saja yang termasuk ruang lingkup dari Bimbingan Konseling Industri?
6. Apa
saja bentuk-Bentuk media darri Bimbingan Industri ?
7. Apa
saja yang termasuk media layanan BK ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari Bimbingan Konseling Industri
2. Untuk
mengetahui tujuan dari Bimbingan Konseling Industri
3. Untuk
mengetahui manfat Bimbingan Konseling Industri
4. Untuk
mengetahui fungsi Bimbingan Konseling
Industri
5. Untuk
mengetahui ruang lingkup dari Bimbingan Konseling Industri
6. Untuk
mengetahui bentuk-Bentuk media darri Bimbingan Industri
7. Untuk
mengetahui apa saja yang termasuk dari media layanan BK
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
·
Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing tersebut dapat
mengembangkan kemampuan dirinya dengan memanfaatkan kemampuan individu dan
sarana ynag ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
·
Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
·
Bimbingan, Konseling dan Industri
digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah
dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi,
distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
2.2
Tujuan
Cooper
(1995) membagi alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling di organisasi
menjadi 3 kategori, yakni:
1. Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
2. Sebagai sarana untuk menolong klien
menghadapi perubahan situasi kerja
3. Sebagai alat untuk mengatasi stress
2.3 Manfaat
Manfaat
adanya bimbingan dan konseling industri sangat diperlukan, seperti: dapat
meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja. Selain itu, dapat
juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai
konsumen.
2.4
Fungsi
Ada
beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling industri, di antaranya yaitu:
1.
Mempelajari perilaku manusia di dalam
lingkungan kerja khususnya dalam pelaksanaan
tugas pekerjaannya
2.
Mempelajari interaksi (hubungan timbal balik
dan saling mempengaruhi) dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan dengan
lingkungan sosialnya di tempat kerja.
3.
Mempelajari produk dan jasa mana yang
bermanfaat bagi konsumen serta bagaimana menyadarkan konsumen akan kemanfaatan
produk dan jasa tersebut
4.
Mempelajari perilaku konsumen dalam
kaitan kebiasaan membeli dan dalam proses pengambilan keputusan.
5.
Cara untuk meningkatkan kesehatan mental
para karyawan
2.5
Ruang Lingkup
Pekerjaan
merupakan pernyataan diri manusia sebagai subjek yang harus berkembang dan
menemukan diri. Kerja merupakan wadah aktualisasi diri dari orang dewasa, yang
mempunyai dunia dengan dua warna dominan, yakni cinta dan pekerjaan (to love
and to work, Lieben und Arbeiten). Dalam pada itu masalah merupakan hal yang
akrab dalam proses perkembangan diri, termasuk pula dalam lingkup kerja.
Kondisi
kerja masyarakat modern yang dirasakan makin memberikan stress menimbulkan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental untuk menanganinya. Diperlukan
perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan mental karyawan, yang pada akhirnya
akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi dan perolehan profit yang
lebih besar bagi perusahaan, sekaligus sebagai wujud tanggung jawab perusahaan
secara hukum dan etika. Bagi karyawan sendiri tercapainya kesejahteraan fisik
dan mental merupakan salah satu hal yang diinginkan dalam hidupnya. Maka jasa
konseling merupakan salah satu penawaran sebagai tindakan pencegahan atau
antisipasi resiko dari stress kerja.
Menurut
Prayitno (1997) ruang lingkup kerja konselor
di dunia usaha dan industri meliputi lima bidang pelayanan, yaitu:
1. Penempatan
Kerja
Pelayanan
penempatan memberikan bantuan bagi para pencari kerja dengan menyediakan
berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, serta aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik penempatan kerja lainnya. Dari pihak lembaga kerja,
peranan konselor adalah membantu perusahaan memperolah tenaga kerja yang cocok
dengan keperluan dengan keperluan perusahaan sesuai dengan jenis, strata, dan
struktur pekerjaan yang ada di perusahaan itu. Dipandang dari pihak pencari
kerja dan pengusaha, konselor berusaha membangun suasana the right man on the
right place, menempatkan pekerja secara tepat sesuai dengan kondisi pribadinya,
bakat, minat, serta bidang keahliannya. Layanan penempatan seperti ini juga
berlaku bagi para pekerja yang menempati posisi baru dalam struktur atau
penjajagan yang ada.
2. Penyesuaian
Kerja
Kepada
para pekerja pemula konselor memberikan layanan orientasi. Para pemula itu
perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang memadai dan cara-cara yang
akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu. Tema utama bidang pelayanan
ini adalah Penyesuaian diri secara tepat dan cepat terhadap tuntutan kinerja di tempat yang
baru. Penyesuaian yang seperti ini akan memberikan jaminan awal tentang
keberhasilan kerja para pemula itu.
3. Kepuasan
Kerja
Keadaan
yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang bekerja, merasa kerasan dan
puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan mengantarkan para pekerja itu
bertugas lebih lanjut dengan semangat yang cukup tinggi bahkan semakin tinggi.
Keadaan ketidak puasan yang menimpa para pekerja dan pemula, perlu diberikan
bantuan layanan konseling untuk mengembalikan semangat kerja dan sikap positif
terhadap pekerjaan mereka itu.
4. Kepindahan
Kerja
Kepindahan
para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh faktor ketidak puasan dengan
pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin pindah karena ingin
memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya. Apapun alasannya, proses
pemindahan kerja itu sering kali memerlukan bantuan konseling baik untuk
penempatan maupun penyesuaian.
5. Pengentasan
Masalah Lainnya
Masalah-masalah
pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan, sikap, dan kebiasaan sehari-hari,
hoby dan waktu senggang, hubungan sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya
merupakan obyek penggarapan konseling. Apabila masalah-masalah ini dibiarkan
membesar, sedikt banyaknya akan mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja
yang bersangkutan dengan perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah
pribadi tersebut dapat ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap
hubungan kerja dan kinerja pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan atau
bahkan ditingkatkan.
2.6
Bentuk-Bentuk Media Bimbingan Industri.
Dalam
pelaksanaan konseling di industry tipe – tipe yang dipakai dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh karyawan terdapat beberapa tipe yaitu:
1. Directive
Counseling
Directive
Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional individu membuat
keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan memberitahu serta
memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive Counseling sebagian besar
menggunakan fungsi konseling advice (nasihat) juga reassurance, communication,
memberikan emotional release dan sedikit clarified thinking
2. Non-directive
Counseling
Non-directive
counseling atau client-centered counseling adalah proses mendengarkan karyawan
sepenuhnya dan mendorongnya untuk menjelaskan masalah emosionalnya, memahami
masalah tersebut dan menentukan tindakan-tindakan yang akan diberikan. Tipe
konseling ini memfokuskan perhatian pada karyawan, konselor tidak bertindak
sebagai penilai atau penasihat makanya disebut client-centered
3. Cooperative
counseling
Tidak
seluruhnya client-centered counseling atau counselor-centered, tetapi merupakan
kerjasama saling menguntungkan antara konselor dan karyawan untuk menerapkan
perbedaan pandangan pengetahuan dan nilai terhadap masalah. Hal ini ditetapkan
sebagai diskusi yang saling menguntungkan tentang masalah emosional karyawan
dan usaha kerja sama untuk membangun kondisi yang akan memulihkan
karyawan.
2.7
Media layanan BK
Media
layanan BK adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan atau
informasi dari pembimbing kepada klien atau individu yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga individu akan mengalami
perubahan perilaku, sikap dan perbuatan ke arah yang lebih baik.
Adapun
bentuk-bentuk media bimbingan industri yaitu:
· Media
grafis, seperti:
a. Gambar/foto
b. Sketsa
c. Diagram
d. Bagan
(chart)
e. Grafik
(graphs)
f. Kartun
g. Poster
h. Peta
dan globe
i.
Papan flannel (Flannel Board)
j.
Papan buletin (Buletin Board)
· Media
audio, yaitu yang berkaitan dengan indera pendengaran. Jenisnya;
a. Radio
b. Alat
perekam pita magnetic
c. Laboratorium
bimbingan dan konseling
· Media
Proyeksi Diam
Media
proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafis
dalam menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Media jenis ini disertai rekaman
radio, tapi ada pula yang hanya visual. Jenis-jenis media proyektif, antara
lain:
a. Film
rangkai
b. Media
transparasi
c. Proyektor
Tak Tembus Pandang (Opaqus Projector)
d. Mikrofis
e. Film
f. Film
Gelang
g. Televisi
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bimbingan,
konseling dan industri diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah
dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi,
distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Adanya bimbingan dan konseling di
dunia industri disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh
para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja
secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja
fisik.
Kondisi
sosial dan psikologis yang mempengaruhi seperti: Kelompok-kelompok informal
antara pekerja, Sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya, Komunikasi antar
tenaga kerja. Dari beberapa kondisi tersebut manfaat adanya bimbingan dan
konseling industri sangat diperlukan, seperti dapat meningkatkan efisiensi,
motivasi dan kepuasan para pekerja dengan menggunakan media-media yang
tersedia. Selain itu, dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku
manusia sebagai konsumen.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar